Aku memanggil sosok beliau dengan panggilan Papa.
Panggilan yang selalu aku pakai dari aku mulai berbicara hingga saat ini.
Mungkin aku tidak terlalu dekat dengan beliau.
Namun aku bisa merasakan perhatian, kepedulian, dan rasa cinta beliau terhadapku.
Beliau adalah pria paruh baya yang juga pergi merantau dari tempat tinggal.
Matahari, badai, hujan, kemarau, terik, sudah biasa dialami.
Jalanan kotor, macet, berdebu, banjir, gersang, sudah biasa dilalui.
Perjalanan antar kota, provinsi, bahkan antar pulau pun pernah dilalui..
Ketegaran dan ketabahan adalah hal yang paling aku suka dari beliau.
Kerja keras, pantang meneyerah, gigih, dan tangguh adalah karakteristik beliau.
Dan tidak lupa...
Beliau selalu bersyukur atas nikmat, berkat, dan kesempatan yang masih diberikan oleh yang mahakuasa.
Setiap orang tentu memiliki permasalahan bukan dalam hidupnya?
Begitu juga beliau.
Jalanan terjal, kerikil, bebatuan, bahkan jalanan lurus dan berliku pernah beliau jalani.
Akan tetapi, yang aku tahu, beliau selalu mencoba menghadapi jalanan itu.
Terus menerus mencari bagaimana cara berjalan di jalan itu.
Jalan terbaik yang merupakan jalan keluar dari permasalahan.
Mungkin aku bukan seorang anak yang mampu untuk menunjukkan perasaanku terhadap beliau.
Namun aku selalu salut, dan bahkan bangga.
Kenapa?
Karena ketika beliau sedang 'berjalan' di jalanan terjal....
Beliau masih peduli dengan keluarga yang ada di belakangnya.
Aku selalu berusaha dan mendukung beliau untuk melewati jalan itu.
Karena aku tahu, jalan itu khusus diberikan oleh yang mahakuasa untuk beliau.
Dan aku tahu beliau pasti mampu melewatinya.
Tidak lupa lagi.
Beliau selalu dan selalu ada untukku di jalananku.
Terus mengawasi dengan senyumnya.
Aku tidak akan pernah menemukan sosok beliau di laki-laki lain.
Tapi aku berharap, jika pasanganku kelak memiliki perhatian dan kasih sayang seperti beliau.
I love you dad....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar